Minggu, 01 Maret 2015

flora dan fauna yang hampir punah

Ø     FLORA TERANCAM PUNAH
RAFLESIA  ARNOLDI

·         
Raflesia ini mempunyai ukuran dengan diameter bunga hampir mencapai 1 meter . bunga ini terkenaldengan bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat . bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga digunakan untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu penyerbukan . raflesia arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang mengeluarkan inangnya untuk hidupnya . saat ini kondisi habitat Raflesia Arnoldi sangat memperhatikan sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun .  menurunya habitat bunga tersebut karena kegiataqn manusia seperti pembukaan wilayah hutan baik untuk kegiatan pertambangan , pertanian , maupun pemungkiman


 Pohon cendana

Tumbuhan cendana banyak ditemukan di Nusa tenggara Timur. Tumbuhan digunakan sebagai rempah rempah dan sebagai pengharum. Keberadaannya kini langka dan harganya mahal
·       Kantong Semar

Tumbuhan kantong semar jarang ditemukan. Tumbuhan itu tumbuh di daerah yang kekurangan unsur nitrogen. Hutan di Tangkuban Perahu Jawa Barat, merupakan salah satu tempat hidup kantong semar
Bunga Edelweis


Bunga Edelweis dikenal dengan sebutan bunga abadi. Pohon ini tumbuh di dataran berumput di daerah pegunungan. Bunganya sangat disukai serangga, seperti kupu-kupu, lalat, dan lebah. Jika cabangnya dibiarkan tumbuh tinggi dan kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersrang bagi burung. Di Indonesia, edelweis ditemukan di Sumatra, Jawa dan Bali.
·      Bunga Amorfofalus

Bunga ini juga disebut bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk seperti bangkai. Bunga amrfofalus ini pertama kali ditemukan di bengkulu. Tumbuhan raksasa ini dapat mencapai tinggi 4 meter dan berat umbinya dapat mencapai 100 kg.
Ø     Fauna Teracam Punah
·      Gajah Sumatra

Gading gajah harganya sangat mahal sehingga banyak diburu tanpa memperhatikan kelestariannya. Gajah adalah mamalia besar dari familia Elephantidae dan ordo Proboscidea. Secara tradisional, terdapat dua spesies yang diakui, yaitu gajah afrika  dan gajah asia , walaupun beberapa bukti menunjukkan bahwa gajah semak afrika dan gajah hutan afrika merupakan spesies yang berbeda. Gajah tersebar di seluruh Afrika sub-Sahara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Elephantidae adalah satu-satunya familia dari ordo Proboscidea yang masih lain; familia lain yang kini sudah punah termasuk mammoth dan mastodon. Gajah afrika jantan merupakan hewan darat terbesar dengan tinggi yang dapat mencapai 4 m (13 kaki) dan massa yang kurang lebih 7.000 kg (15,000 lb).

Badak Bercula Satu

Badak bercula satu termasuk jenis hewanygang paling rawan punah  didunia. Ukuran tubuhnya lebih kecil dari gajah. Kulit badak sangat keras dan mempunyai sebuah tanduk dibagian depan kepala yang disebut cula. Cula ini dipercaya orang sebagai obat yg berkhasiat. Oleh karna itu, banyak orang memburu badak untuk diambil culanya. Jenis badak lain, yaitu badak sumatra dan badak india juga semakin langka dan terancam punah .
·      Burung Cendrawasih


Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung Cenderawasih mulai dari Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cenderawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cenderawasih manukod jambul-bergulung pada 430 gram.Burung Cenderawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, Cenderawasih kuning-besar
·      Komodo

komodo adalah satu satunya jenis kadal purba yang masih bertahan hidup. Tempat hidup asli hewan ini adalah di Pulau komodo dan di sebagian Pulau flores. Tumbuhnya berukuran besar, mencapai panjang 3 meter dan berat 50 kg.
Komodo ini mampu menelan mangsa sebesar rusa atau kambing. Komodo mencari mangsa menggunakan penciumannya yang sangat tajam.     
·     Tarsius


Tarsius adalahkera terkecil di dunia. Tinggi badannya hanya sekitar 10 cm dengan berat 100 gram. Bola mata Tarsius sangat besar dan ekornya panjang dan kuat. Keunikan lainnya adalah Tarsius dapat memutar kepalanya hingga 360 .Tarsius tinggal dan berlindung di lubang-lubang pohon. Hewan ini terdapat di Sulawesi.

Kamis, 26 Februari 2015

IPS CERDAS MASA PRASEJARAH

IPS CERDAS 



Masa Pra Sejarah

Asal mula kata sejarah:
·         Kata sejarah sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon.
·         Apabila kita melihat pohon secara terbalik, kita dapat menghubungkannya dengan bentuk penggambaran silsilah keluarga.
Pengertian Sejarah:
·         Segala sesuatu yang terjadi di masa lampau.
·         Suatu ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian/peristiwa yang terjadi pada masa lampau dalam lingkungan kehidupan manusia, yang dipelajari melalui sumber dan bukti sejarah baik tertulis, lisan, maupun benda-benda, dan peninggalan-peninggalan bersejarah.
Pengertian Zaman Prasejarah dan Zaman Sejarah:
·         Zaman Prasejarah adalah zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Uraian mengenai kehidupan serta kebudayaan manusia pada masa lampau sebelum ada bukti-bukti tertulis.
·         Zaman Sejarah adalah zaman ketika peninggalan tertulis sudah ditemukan. Setiap daerah memasuki zaman Sejarah dalam waktu yang berbeda-beda.

Pembagian zaman pra sejarah:
A. Arkeologi: Ilmu kepurbakalaan yang mempelajari peninggalan-peninggalan sejarah purbakala manusia purba berupa benda-benda budaya, artefak untuk menyusun kembali (rekonstruksi) kehidupan manusia dan masyarakat purba.

1.   Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:
a.                Zaman Batu Tua
Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.
Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
1.   Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
2.   Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)
Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)








2.               Zaman Batu Tengah
1. Ciri zaman Mesolithikum:
a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
c. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
d. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
e. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.
2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua—Melanosoid
3.               Zaman Batu Muda
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
1.   Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
2.   Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
3.   Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
4.   Pakaian dari kulit kayu
5.   Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)









4.               Zaman Batu Besar
Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain:
a.                Menhir:
·         Tugu batu atau tiang batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada suatu tempat tertentu
·         Berfungsi sebagai tempat pemujaan Roh nenek moyang dan tanda peringatan orang yang telah meninggal dunia.
·         Ditemukan di Sumatra, Sulawesi Tengah, Kalimantan.
b.   Dolmen:
·         Meja batu tempat untuk meletakkan sesaji yang akan dipersembahkan kepada roh nenek moyang.
·         Di bawah dolmen biasanya terdapat kubur batu
·         Ditemukan di Sumatra Barat, Sumbawa.
c.    Sarkofagus:
·         Peti jenazah yang terbuat dari batu utuh (batu tunggal)
·         Sarkofagus yang ditemukan di Bali sampai sekarang tetap dianggap keramat dan memiliki kekuatan magis oleh masyarakat setempat
d.   Kubur batu:
·         Peti jenazah yang terdiri dari lempengan batu pipih
·         Ditemukan di daerah kuningan Jawa Barat
e.    Punden berundak:
·         Bangunan suci tempat memuja roh nenek moyang yang dibuat dengan bentuk bertingkat-tingkat.
·         Ditemukan di daerah Lebak Cibedug, Banten
f.     Waruga:
·         Kubur batu yang berbentuk kubus dan terbuat dari batu utuh.
·         Ditemukan di Sulawesi Tengah dan Utara
g.   Arca:
·         Patung yang menggambarkan manusia maupun binatang
·         Binatang yang dibuat arca antara lain kerbau, gajah, kera
·         Ditemukan di Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur.

1.   Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan.
Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Kelebihan teknik bivalve dari a cire perdue adalah dapat digunakan berkali-kali.
Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:

Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
a.    Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di
Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
b.   Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin.
Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c.    Bejana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
d.   Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggusebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a.    Mata Kapak bertungkai kayu
b.   Mata Pisau
c.    Mata Sabit
d.   Mata Pedang
e.    Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)

Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.
Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.
Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.
Di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.

B. Pembagian zaman berdasarkan Geologi:
Geologi: ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan prasejarah yang terdiri dari:
a.                Arkaekum/zaman tertua Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan.
b.               Paleozoikum / zaman primer atau zaman hidup tua Zaman ini berlangsung 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang punggung.
c.                Mesozoikum/zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan Zaman ini berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman pertengahan jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar sehingga pada zaman ini sering disebut juga dengan zaman reptil. Setelah berakhirnya zaman sekunder ini, maka muncul kehidupan yang lain yaitu jenis burung dan binatang menyusui yang masih rendah sekali tingkatannya. Sedangkan jenis reptilnya mengalami kepunahan.
d.               Neozoikum/zaman hidup baru Zaman ini dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu:
1.   Tersier/zaman ketiga Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun. Yang terpenting dari zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui seperti jenis primata, contohnya kera.
2.   Kuartier/zaman keempat Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga merupakan zaman terpenting. Dan zaman ini dibagi lagi menjadi dua zaman yaitu yang disebut dengan zaman Pleistocen dan Holocen.
i.                        Zaman Pleitocen/Dilluvium berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang ditandai dengan adanya manusia purba.
ii.                        Zaman Holocen/Alluvium berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu dan terus berkembang sampai dewasa ini. Pada zaman ini ditandai dengan munculnya manusia jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti manusia sekarang.

Pembagian Zaman Menurut Corak Kehidupan:
1.   Masa berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering)
·         Kehidupan manusia purba pada masa berburu selalu berpindah – pindah atau nomaden.
·         Karena selalu mencari binatang buruan dan bahan makanan yang disediakan oleh alam berupa binatang, Hal ini disebut dengan “food gathering”.
2.               Masa bercocok tanam
o    Pada masa ini manusia purba sudah mulai mengenal hidup menetap, sudah tidak bergantung pada alam dengan cara mengolah tanah untuk bercocok tanam
o    Menunggu hasil panen yang membutuhkan waktu tidak sebentar.
o    Meskipun demikian kehidupan berburu dan meramu belum sepenuhnya ditinggalkan.
3.               Masa pertukangan (perundagian)
·         Zaman pertukangan manusia purba sudah mengenal teknologi walaupun masih sederhana, yaitu teknik pengecoran logam seperti perunggu, besi, dan tembaga yang menghasilkan alat-alat rumah tangga seperti: nekara, kapak perunggu, dan moko.
4.               Masa mengenal kepercayaan:
·         Kepercayaan yang berkembang pada masa pra aksara adalah animisme, dinamisme, dan totemisme.

Beberapa peralatan yang penting dan banyak ditemukan, di antaranya:
a.                Kapak perimbas tidak memiliki tangkai dan digunakan dengan cara menggenggam. Kapak ini ditemukan hampir di daerah yang disebutkan di atas dan diperkirakan berasal dari lapisan yang sama dengan kehidupan Pithecanthropus. Kapak jenis juga ditemukan di beberapa negara Asia, seperti Myanmar, Vietnam, Thailand, Malaysia, Pilipina sehingga sering dikelompokkan dalam kebudayaan Bascon-Hoabin.
b.               Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas, tetapi lebih besar dan kasar. Kapak ini digunakan untuk membelah kayu, pohon, dan bambu. Kapak ini ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia.
c.                Kapak genggam. Kapak genggam memiliki bentuk yang hampir sama dengan kapak perimbas, tetapi lebih kecil dan belum diasah. Kapak ini juga ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Cara menggunakan kapak ini adalah menggenggam bagian yang kecil.
d.               Pahat genggam memiliki bentuk lebih kecil dari kapak genggam. Menurut para ahli, pahat ini dipergunakan untuk menggemburkan tanah. Alat ini digunakan untuk mencari ubi-ubian yang dapat dimakan.
e.                Alat serpih ini memiliki bentuk yang sederhana dan berdasarkan bentuknya alat diduga sebagai pisau, gurdi, dan alat penusuk. Alat ini banyak ditemukan di gua-gua dalam keadaan yang utuh. Di samping itu, alat ini juga ditemukan Sangiran (Jawa Tengah), Cabbenge (Sulawesi Selatan), Maumere (Flores), dan Timor.
f.                 Alat-alat dari tulang berupa tulang-tulang binatang hasil buruan telah dimanfaatkan untuk membuat alat seperti pisau, belati, mata tombak, mata panah, dan lain-lainnya. Alat-alat ini banyak ditemukan di Ngandong dan Sampung (Ponorogo). Oleh karena itu, pembuatan alat-alat ini sering disebut kebudayaan Sampung.

abris sous roche adalah tempat berupa gua-gua yang menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memberikan perlindungan dari hujan dan panas optimal hasil yang diharapkan.
kjokkenmoddinger adalah kulit-kulit siput dan kerang yang dibuang itu selama ratusan atau ribuan tahun, menumpuk yang akhirnya menjelma menjadi bukit kerang dengan ketinggian dan lebarnya beberapa meter.

Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia:
MEGANTHROPUS PALAEOJAVANICUS
1.   Meganthropus Palaeojavanicus
Ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald tahun 1946 dan 1941 di Sangiran (Surakarta).
·         Fosil berupa rahang bawah dan rahang atas.
·         Diperkirakan sebagai manusia purba paling tua.
·         Hidup sekitar 2 juta – 1 juta tahun yang lalu.
·         Disebut sebagai manusia purba tertua di Pulau Jawa
Ciri –ciri :
·         tubuh kekear
·         rahang dan geraham besar
·         tidak berdagu
·         menyerupai kera

2.               Pithecantropus Mojokertensis
·         Ditemukan tahun 1936 di Mojokerto Jawa Timur.
·         Fosil berupa tengkorak anak.
·         Masih tergolong jenis Pithecanthropus.
Ciri-ciri :
a.                badan tegak
b.               tidak memiliki dagu
c.                bentuk kening menonjol
d.               tinggi badan 165 – 180 cm
e.                volume otak 750 – 1.300 cc
f.                 tulang rahang dan geraham cukup kuat
g.               tulang tengkorak cukup tebal
h.               bentuk tengkorak lonjong


3.               Pithecanthropus Erectus
·         Ditemukan oelh Eugene Dubois tahun 1890 di daerah Trinil (dekat sungai Bengawan Solo)
·         Pithe artinya kera, anthropus artinya manusia, erectus artinya tegak
·         Pithecanthropus erectus artinya manusia kera berjalan tegak.
Ciri-ciri :
a.                berbadan dan berjalan tegak
b.               tinggi badan 165 – 170 cm
c.                diperkirakan hidup sekitar 1 juta tahun yang lalu.

Jenis-jenis manusia purba di Indonesia:
Zaman
Nama manusia purba
Penemu
Tahun
Tempat
Pleistosen Tengah
Meganthropus paleojavanicus
Von Koenigswald
1941
Sangiran
Pleistosen Tengah
Pithecanthropus erectus
Eugene Dubois
1890
Trinil, Ngawi
Pleistosen akhir
Homo sapiens soloensis
Von Koenigswald
1931
Bengawan Solo
Pleistosen akhir
Homo sapiens wajakensis
Von Reitschoten
1936
Wajak, Tulung Agung
Pleistosen awal
Homo mojokertensis
Von Koenigswald
1936
Mojokerto

Asal mula nenek moyang Bangsa Indonesia:
Sejak zaman prasejarah sudah terjadi perpindahan penduduk/ migrasi. Menurut Kern dan Heine Geldern sejak zaman batu terutama zaman neolithikum hingga zaman perunggu teleh terjadi migrasi besar dari daratan Asia ke berbagai kepulauan di selatan (Austronesia).
Perpindahan tersebut berasal dari Yunan di lembah Sungai Mekong (Cina) dan lembah Salwen (India). Dari daerah inilah nenek moyang bangsa Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 gelombang.
Berdasarkan penelitian para ahli purbakala, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan (Cina). Mereka datang ke Indonesia dalam dua kelompok besar, yaitu bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu.
a.                Bangsa Proto Melayu (Melayu tua):
Bangsa Melayu tua adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang sekitar tahun 2000 SM, dengan melalui dua jalur:
1.   Jalur utara dan timur melalui Teluk Tonkin, Taiwan/Formosa, Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan membawa kapak lonjong.
2.   Jalur Barat dan selatan dengan melalui Malaka, Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara. Kedatangan bangsa Melayu Tua dengan membawa kebudayaan kapak persegi
b.   Bangsa Melayu Muda atau Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar tahun 500 SM melalui jalur Barat yaitu teluk Tonkin, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaka, Sumatera, dan Jawa. Mereka datang membawa kebudayaan perunggu/dongson dan besi serta kebudayaan batu besar. Suku bangsa yang merupakan keturunan bangsa Deutro Melayu adalah suku bangsa Jawa, Bali, Madura, dan Banjar.